Beranda | Artikel
Ahlussunnah Menghukumi Manusia Sesuai Dengan Dzahir Amalnya - Kitab Al-Ishbah (Ustadz Abu Yala Kurnaedi, Lc.)
Jumat, 27 April 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Ahlussunnah Menghukumi Manusia Sesuai Dengan Dzahir Amalnya yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab “Al-Ishbah fi Bayani Manhajis Salaf fi Tarbiyah wal Ishlah” karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-‘Ubailan hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada 19 Rajab 1439 H / 05 April 2018 M.

Download juga kajian sebelumnya: Hak-Hak Allah Arrahman Adalah Tujuan – Kitab Al-Ishbah (Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc.)

Kajian Islam Tentang Ahlussunnah Menghukumi Manusia Sesuai Dengan Dzahir Amalnya – Kitab Al-Ishbah

Ini merupakan kaidah yang besar dan hendaknya kita ketahui. Penulis, Syaikh Abdullah bin Shalih Al-‘Ubailan hafidzahullah menurunkan beberapa dalil, diantaranya:

سَيَحْلِفُونَ بِاللَّـهِ لَكُمْ إِذَا انقَلَبْتُمْ إِلَيْهِمْ لِتُعْرِضُوا عَنْهُمْ ۖ فَأَعْرِضُوا عَنْهُمْ ۖ إِنَّهُمْ رِجْسٌ ۖ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴿٩٥﴾

Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. At-Taubah[9]: 95)

Ayat di atas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kaidah yang sedang kita bahas. Dimana kaum muslimin menghukumi orang dengan apa yang nampak. Adapun hatinya, diserahkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Pada ayat di atas diceritakan bahwa orang-orang munafik datang mendatangi kaum muslimin dan mereka bersumpah. Secara dzahir sumpah mereka diterima. Tetapi Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang najis dan sumpah mereka hanya untuk menutupi hakikat diri mereka.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ – وَهَذَا حَدِيثُ ابْنِ أَبِي شَيْبَةَ – قَالَ: بَعَثَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ، فَصَبَّحْنَا الْحُرَقَاتِ مِنْ جُهَيْنَةَ، فَأَدْرَكْتُ رَجُلًا فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، فَطَعَنْتُهُ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ، فَذَكَرْتُهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَقَتَلْتَهُ؟» قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّمَا قَالَهَا خَوْفًا مِنَ السِّلَاحِ، قَالَ: «أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا؟» فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّي أَسْلَمْتُ يَوْمَئِذٍ، قَالَ: فَقَالَ سَعْدٌ: وَأَنَا وَاللهِ لَا أَقْتُلُ مُسْلِمًا حَتَّى يَقْتُلَهُ ذُو الْبُطَيْنِ يَعْنِي أُسَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: أَلَمْ يَقُلِ اللهُ: {وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ}؟ فَقَالَ سَعْدٌ: قَدْ قَاتَلْنَا حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ، وَأَنْتَ وَأَصْحَابُكَ تُرِيدُونَ أَنْ تُقَاتِلُوا حَتَّى تَكُونَ فِتْنَةٌ

Dari Usamah bin Zaid bin Haritsah Radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengutus kami dalam sebuah pasukan perang untuk menyerang orang-orang kafir Marga Huraqah, bagian dari suku Juhainah. Kami menyerang mereka di waktu pagi dan kami mengalahkan mereka. Saya dan seorang sahabat Anshar mengejar seorang anggota Bani Huraqah yang melarikan diri. Ketika kami mengepungnya, tiba-tiba ia mengucapkan ‘Laa Ilaaha Illa Allah’ (Tiada Ilah Yang berhak disembah selain Allah). Sahabat Anshar itu pun menahan dirinya. Adapun saya menusuk orang tersebut dengan tombakku sampai saya menewaskannya.”

Usamah bin Zaid melanjutkan ceritanya, “Ketika kami tiba di Madinah, berita tersebut sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Maka beliau bertanya kepadaku, ‘Wahai Usamah, apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah?’ Saya (Usamah) menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengucapkannya sekedar untuk melindungi dirinya.”

Namun beliau SAW tetap bertanya, “Apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah?”

Saya (Usamah) berkata, “Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam masih terus mengulang-ulang pertanyaan itu, sehingga saya berangan-angan andai saja saya belum masuk Islam sebelum hari itu.”

Simak Kajian Lengkapnya dan Download MP3 Ceramah Agama Tentang Ahlussunnah Menghukumi Manusia Sesuai Dengan Dzahir Amalnya – Kitab Al-Ishbah

Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda dan bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi yang lain.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv

Hukum berdakwah dengan musik, Musik untuk berdakwah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30971-ahlussunnah-menghukumi-manusia-sesuai-dengan-dzahir-amalnya-kitab-al-ishbah-ustadz-abu-yala-kurnaedi-lc/